Tuan

Riza Putri
Sep 16, 2020

--

Akhirnya ku bertemu dengan Tuan si pemilik dermaga.
“Dermagamu indah, Tuan. Kapalku suka.”
Tuan tersenyum dan meraih jari-jemariku.
Menunduk malu, ku pelajari setiap garis tangan Tuan.

Tuan mengajakku masuk ke rumahnya.
Sederhana tapi ku suka.
“Disini lah selama yang kau mau”, Tuan berbisik.
Aku gemetar.
“Aku hanya sebentar”, balasku.
“Menetaplah”, Tuan memaksa.

Hujan, badai, topan, meneduh bersama Tuan.
Ini abadi, pikirku.
Jutaan rasa datang tanpa diminta, menemukan warna sukma dalam raga.
Tuan mengajarkan makna dalam fana,
menelanjangi rasa dalam logika.

Aku cuma punya aksara yang kadang gagal mewakili rasa,
Distorsi tikai yang tak disengaja.
Improvisasi yang tak di sangka-sangka.
Aku datang dari antartika,
Tuan bersemayam di selat sunda.
Menjalin romansa paling legenda.
Karya sastra dalam realita.

Bukan lagi singgah tapi menetap.
Bukan lagi sementara tapi selamanya.

With love,
R

--

--

Riza Putri
Riza Putri

Written by Riza Putri

Neither a bard nor a novelist. Crafting stories from the fragments of the mundane. Just a lover of the written word in its freest form.

No responses yet